Muak untuk Memuja!

Dear the duls :D,

jadi, udah beberapa hari ini, saya tidak memberi kabar kepada seseorang –- yang sebulan terakhir lumayan intensif melakukan kontak dengan saya. Yaa, kalian tau lah siapa orangnya. Hehehe. Buat yang belom tau, off the record saja ya. Lumayan gak enak sama yang bersangkutan kalau namanya saya tulis di sini. Alasan ke-tidak-ngasi-kabar-an-nya sih kalau menurut saya sangat sepele. Saya bosan mempermainkan perasaannya. Hahaha4. Jahat yaa??. Memang!. Saya juga menyadarinya kok. Makanya, akhir-akhir ini saya sering menuliskan quote yang saya bikin sendiri :

Menyakiti hati orang itu gampang. Semudah membalikkan telapak tangan.

Gak tau juga kesambet setan dari mana, rasanya saya maleeeees banget buat ngebales semua SMS nya yang menurut saya udah mulai annoying. Huwaaa!. He is irritating me so much *huhuhu, dengan sangat terpaksa saya menuliskannya*!. Maafkan saya ya, teman!. Entah pergi ke mana semua rasa yang sempat mampir itu. Kalau boleh saya jujur, mungkin semua pelampiasan dan pelarian rasa itu akhirnya menjadi antiklimaks. Hehehe. Yaelah! Bahasanya berat banget. Yap, saya gak nemuin chemistry as a part time lover sama si teman ini karena dari awalnya, saya dan dia ditakdirkan buat jadi full time friend.

Dan beberapa hari terakhir ini, kok semuanya jadi aneh ya? Dia yang aneh. Dan dia juga yang menganggap saya aneh. Huwhehwe, dasar emang aneh! Dia nampak gak terima gitu karena saya tiba-tiba menghilang. Ah, lagian bukannya dulu-dulu juga saya dan dia terbiasa untuk gak saling berkabar-kabar-an ya? Dan semuanya santai-santai saja kan? Dia bilang, saya mainin perasaannya dia. Ya, maaf kalau begitu *dan semudah itu pula saya meminta maaf*. Dia bilang, saya gak punya perasaan. Ya sudah, mau bagaimana lagi.

Pagi ini, ada SMS masuk. Fyuuh, saya bernafas lega, bukan dari dia. Hanya dari Renny –- teman UBG –- yang mengabari soal kaos tim. Rasanya bersyukur sekali kalau di inbox bukan nama si teman itu yang muncul. Hhu, jahat mode : on. Menjelang siang, nama itu muncul di inbox. Damn! Sepenggal pesan pendek antara saya dan dia.

Dia : Hey, udh d bdg blm lo?
Saya: Blm. Mlman kli bru nympe bdgny.
Dia : Horee! Akhirnya ada kbr jg dr lo. Lo udh pwalian blm? Jgn lupa hr Jumat trakhir ngambil KSM.
Saya: Yeah I know.
Dia : Iya deh. Lo kan emg tau sgalanya! Lg apa lo?
Saya: Otw. MKG.
Dia : Rum, emang ga bisa biasa2 aj ya SMS nya? *sebenernya panjang sih kalimatnya, tapi intinya seperti ini*
Saya: Ini biasa2 kli. G jg smsan sm tmn2 g ky gni. Ga ush rese deh. *ini bagian paling jahatnyaa! Parah!*
Dia : Yg rese itu sapa cobaa?!! Lo tuh emg ga pny hati ya, Rum!

Lalu, layanan pesan singkat itu gak saya gunakan lagi. Cukup, saya sudahi sampai di kalimat yang menyatakan bahwa saya gak punya hati. Biarkan saja dia mau bilang saya apa. Saya gak peduli. Handphone yang selalu on 24 jam pun saya nonaktifkan. Muaaaak! Mungkin kalian pikir saya gak dewasa. Yasudah. Paling tidak saya bahagia, bebas lepas walaupun harus bersenang-senang di atas penderitaan orang lain.

Seharusnya sih dia gak menderita-menderita amat. Kan masih ada pacarnya yang gak tau kalau semua ini terjadi antara saya dan dia *hellooo, saya bongkar aib saya dan dia di sebuah blog?? Dasar sableng!*. Saya bilang sih ini perselingkuhan *aaaaa, bahkan saya gak tega buat menuliskannya, hehehe*, tapi dia bilang bukan. Saya bilang kalau dia maruk karena gak mau memilih. Dan dia paling gak suka kalau saya bilang dia maruk. Olala. Saya sama dia itu memang beda pemikiran, jadi kenapa juga harus dipaksakan untuk bersama?? Egois mode : on.

Dan akhirnya, dengan kesadaran penuh, saya memutuskan untuk meninggalkan dia sebelum semuanya terlambat. Hahaha. No hurt feeling yaa tapinya. Ini juga atas sarannya Onah. Heu. Tengs yaa, Onah :D. Saya juga lumayan bosen menghadapi cerita kehidupan yang kaya begitu-begitu melulu dan selalu sama orang yang salah.

Yaaa pokoknya mari kita doakan, semoga dia akan baik-baik saja deh walaupun soundtrack saya dan dia sekarang adalah Kepompong nya Sindentosca. Terimakasih untuk saat-saat bahagianya, terimakasih juga untuk semua umpatan *yaa, gak se-mengumpat itu juga sih :D* dan saat-saat sedihnya. Terimakasih sudah membuat saya menjadi saya yang sekarang :D.

Sincerely,
.Aroem R’Adiwidjojo.